01 September 2009

Pendidikan & Penghasilan Bermusik

Sekitar tahun 1989-2000 saat gw terjun di dunia musik, dimana alat musik yang selalu gw mainkan adalah Electone/Organ, Keyboard dan Piano Elektrik. Mungkin bagi kebanyakan anak muda pada saat itu lebih suka memainkan Gitar/Drum, karena terkesan lebih Macho, dibandingkan memainkan Electone, Keyboard dan Piano Elektrik yang terkesan lebih Feminim.

Awalnya sich gara-gara sepupu gw juga, namanya Kintano Riza yang mengikuti pelatihan di Yamaha Musik Indonesia yang beralamat di jalan Bumi jakarta, pada saat dia memainkan lagu-lagu seperti Love Story, Let It Be, Viva America de..el....el....., yang membuat gw takjub pada saat itu, dia memainkan Electone tersebut dengan melihat Partiture Lagu yang isinya bertuliskan not-not balok dan tangan kanan kirinya lincah bermain di tuts-tuts Electone, serta kaki kirinya lincah menginjak pedal bas Electone dan sekali-sekali kaki kanannya mengatur naik turunnya nada tanpa melihat sedikitpun apa yang ditekan (dalam hati gw berfikir, keren juga nich sesuatu hal yang baru).


Selang gak berapa lama gw coba mengikuti jejaknya dengan mengikuti pelatihan musik tersebut, gw pilih yang didaerah Jakarta Selatan di jalan Bumi pertama kali belajar asik juga, gw diperkenalkan dengan namanya not balok dan 2 kunci C & G, seperti biasa setelah bermain musik selalu ada Pekerjaan rumah yang dibawa pulang untuk dipelajari.


Berhubung waktu itu gw sendiri belum punya electone, yach gw coba mengerjakan Pekerjaan rumah tersebut di rumah sepupu gw itu. Setiap hari sabtu gw selalu datang ke rumahnya, hingga pada akhirnya gw sendiri punya alat electone juga, yang dibeli oleh bokap gw merknya Hammond ( produk electone buatan Jerman), suaranya mantap banget... udah pake Surround and bisa ngerekam lagi.


Dalam mengikuti pelatihan di Yamaha Musik Indonesia memang membutuhkan waktu yang lama, dimana pada saat awal masuk biasanya siswa , masih belum masuk tahapan grade, karena siswa diwajibkan mengikuti mengikuti ujian kenaikan grade dimana grade dasar adalah grade 13 adapun tahapan grade yang pernah gw lalui adalah sebagai berikut :

  1. Grade 13 Level 1
  2. Grade 12 Level 2
  3. Grade 11 Level 3
  4. Grade 10 Level 4
  5. Grade 9 Level 5
  6. Grade 8 Level 6
  7. Grade 7 Level 7
  8. Grade 6 Level 8
Sedangkan untuk grade selanjutnya Tingkat Advance adalah sebagai berikut :
  1. Grade 5
  2. Grade 4
  3. Grade 3
Untuk naik ke Grade 5 memang cukup sulit terbukti gw pernah 2 kali gagal mengikuti ujiannya antara lain :
  1. Memainkan 4 lagu bebas pada saat itu gw memainkan lagu-lagu From Rusia With Love (007), Alice In Wonderland, Hearts Beat Shower, Winter Games dan yang terakhir 1 buah lagu klasik karangan Bach, disini gw sukses memainkannya.
  2. Bagian Improvisasi, disini anda dihadapkan untuk berimprovisasi dalam memainkan lagu yang sudah ditentukan. Dalam tahap ini gw sukses memainkannya.
  3. Sight playing di tahap inilah yang bikin gw gagal untuk mendapatkan Grade 5, disini anda dihadapkan 2 buah partitur lagu yang agak asing buat gw, karena kita diharuskan memainkan lagu tersebut sebersih mungkin dan tidak boleh ada kesalahan sama sekali dalam memainkannya. Sampai 2 kali gw mengikuti ujian tersebut, hasilnya sama juga, semuanya jatuh di Sight Playing, he...he...he... gak bakat jadi musisi kali....., padahal kalau lulus di grade 5 untuk bisa menjadi guru musik Yamaha sudah terbentang lebar.
Namun yang masih gw syukuri, sampai sekarang dengan mengikuti pelatihan tersebut. Gw bisa kerja di Yamaha Musik Indonesia Distributor sebagai Demonstrator Electone, Keyboard dan Electric Piano. Lumayanlah sebagai pengganti biaya pendidikan musik dan nambah buat biaya kuliah.........


Ram Syamsul Yulias http://www.rampunjadi.com