01 Oktober 2013

Komparasi Pulsar 220 & Apache RTR 180

Saya akan coba review kelemahan dan kelebihan dari kedua produk ini. Adapun blog ini bukan sebagai sarana promosi kedua pabrikan namun sekedar menshared hal yang saya alami, mengingat kedua produk ini saya pernah gunakan dan bahkan saya memiliki keduanya walaupun PZZO (RADAR+E) sudah saya jual dan saat ini saya memiliki APACHE RTR 180 (PENAR).

Desain (Body)
Desain Pulsar 220 lebih menarik dilihat karena menganut desain Sport Half Fairing yang jarang ditemui di Indonesia, namun desain Apache 180 lebih cenderung ke arah Sport Naked Bike. Jujur kalau bicara desain saya tetap lebih menyukai Pulsar daripada Apache. 

Durability (daya tahan/kekuatan) :  
Saya rasa kedua motor ini sudah banyak diuji di lapangan baik saat kondisi accident dari beberapa kasus baik yang saya dengar & alami sendiri, hasilnya memang benar-benar terbukti.

Posisi riding : 
Kedua motor ini memiliki posisi riding yang menyenangkan karena tidak membuat rider cepat kelelahan saat riding walaupun menggunakan stang jepit. 

Handling
Untuk urusan handling dalam hal melibas kemacetan / melewati gang2x yang sempit, lebih mengasikkan menggunakan Apache dibanding menggunakan Pulsar, mengingat bobot Apache lebih ringan dari Pulsar, namun problem kelemahan Apache adalah Stang yang bikin pergelangan tangan kesemutan saat dikemacetan, walaupun anda sudah mengencangkan komstir, stel jalu stang dll dan hal ini sangat berbeda jauh dengan Pulsar mengingat Pulsar memiliki Balancer yang dapat meredam getaran motor. Namun walaupun demikian tidak mengganggu aktifitas riding secara keseluruhan. sepertinya untuk hal ini perlu kiranya insinyur tvs melakukan riset kembali, untuk meredam getar dibagian stang.

Top Speed : 
Untuk urusan top speed masih unggul Pulsar 220 daripada Apache 180, Berdasarkan hasil observasi top speed (standar) bahwa di dapat top speed P220 itu di kisaran 147 KPJ tapi kalau Apache 180 di 132 KPJ (hasil ini bukan dari saya yang melakukan top speed namun dari joki yang memang biasa ngebut) 

Akselerasi : 
Akselerasi Apache lebih berisi dibanding Pulsar terutama tenaga yang beringas di RPM bawah. Pernah dilakukan testing saat Bukber dengan para user Bajaj Pulsar, dimana Apache 180 di adu dengan Pulsar 180 dengan track yang pendek, dimana Pulsar 180 sudah di modifikasi menggunakan Gas Spontan & karburator PE28, walhasil Apache 180 masih tetap bisa mengimbangi, Mungkin ini disebabkan karena teknologi Apache 180 yang menggunakan Sistem RTR (Racing Throttle Response)

Kelistrikan  : 
Melihat dari segi kelistrikan sepertinya teknologi Pulsar 220 lebih maju dibanding Apache 180, terbukti kelistrikan Pulsar 220 yang sudah menganut FULL WAVE DC namun Apache 180 masih menggunakan AC.

Pulsar 220 menggunakan Electric Starter namun Apache 180 menggunakan Electric Starter & Kick Starter, jadi penggunaan Kick Starter akan sangat membantu bilamana sewaktu2x aki soak. 

Konsumsi BBM :  
  • FC Pulsar 220 yang menggunakan BBM Premium dalam kondisi macet didapat 1:33 s/d 1:36  KM/L, namun bila kondisi lancar didapat hitungan FC yang fantastis sekitar 1:41. Automatically penggunaan bahan bakar pertamax akan lebih irit lagi dari FC di atas.
  • Apache 180 menggunakan BBM Premium dalam kondisi macet didapat angka 1:36 namun penggunaan Pertamax atau Shell Super didapat angka FC sekitar 1:41
Untuk urusan keiritan BBM tetap dipegang Pulsar 220 walaupun CCnya termasuk besar dikelasnya. Inilah yang membedakan motor yang mengejar akselerasi & motor yang mengejar top speed

BAN :  
Ban Pulsar menggunakan Ban tubbles dengan merk MRF adapun ban yang digunakan Apache 180 adalah Ban non tubless bermerk IRC

Ban yang digunakan Pulsar memiliki material yang kuat namun kelemahannya adalah saat musim hujan ban agak cenderung licin. Jadi sebaiknya rider Pulsar berhati2x kalau ban MRF masih dipakai, ada baiknya segera ganti yang baru biar lebih safety 

Adapun ban yang digunakan Apache 180 adalah ban IRC beda dengan dahulu bahwa banyak yang berasumsi Ban di Apache gak ubahnya seperti karakter ban di Pulsar (terkenal licin saat musim hujan), mengingat India adalah tempat kedua motor ini berada dimana karakter geografisnya mendukung sekali penggunaan ban seperti ini. Oleh karenanya di Apache 180 penggunaan ban dengan kompon keras sudah tidak digunakan lagi, pernah dalam kesempatan ini saya coba jajal Apache 180 di kecepatan > 50 kpj saat kondisi hujan lebat, lalu setelah itu saya coba Hard break ternyata gak ada gejala slip ban dll.

Sayang disini apache gak menggunakan Ban Tubbless padahal kalau menggunakan ban tubless maka akan bertambah pointnya.

Sektor Pengereman (Disk Break)
Pulsar 220 memiliki kaliper turunan Brembo yang biasa disebut Bybre, kelebihannya adalah pengereman dapat lebih mencengkram hanya saja kekurangannya adalah saat Disk dalam kondisi panas terkadang membuat rem kurang pakem jadi terkesan rem blong pernah saya mengalami kejadian ini hampir 4 kali yang pertama dibagian disk belakang yang mendadak blong dan sisanya di bagian depan disk. Herannya gak semua rider Pulsar ngalamin hanya beberapa saja. 
Apache 180 menggunakan Disk ala Petal Disk dilihat sepintas memang disk ini dapat membuang panas lebih cepat daripada disk yang digunakan Pulsar, untuk kepakemannya memang luar biasa baik Rem depan ataupun Rem belakang sama pakemnya. Beda dengan di Pulsar 220 rem yang lebih pakem adalah bagian Rem depan dibanding Rem belakang.

Speedometer
Speedometer Pulsar 220 terkesan mewah karena banyaknya fitur sensor didalamnya, namun Speedo Apache 180 terkesan elegan kelebihannya adalah adanya fitur Jam, Pencatat Top Speed dan pengingat waktu servis.

Weight
Kelemahan Pulsar yang paling ketara adalah di beratnya yang memang luar biasa sekitar 160 KG  & motornya yang panjang, hal ini akan sangat mengganggu bilamana anda akan memarkir kendaraan ditempat yang memiliki ruang sepit, mau tidak mau anda akan menggeser Pulsar sedikit demi sedikit, namun tetap harus berhati2x sebab beberapa kasus kebetulan kawan saya yang mengalaminya saat beliau memarkir kendaraan dengan mencoba mengangkat Pulsar 220nya akhirnya membuat pergelangan tangannya terkilir. 
Apache 180 beratnya dibawah pulsar sekitar 130 KG dan bentuk motornya yang tidak begitu panjang, jadi lebih memudahkan untuk markirin motor,  apalagi kalau dapat parkiran yang super sempit sekalipun.

Pabrik (Manufacturing)
Pulsar tidak memiliki pabrik di Indonesia namun TVS Apache memiliki pabrik di indonesia di daerah Karawang, dimana indonesia ditunjuk sebagai negara pengimpor tvs ke asia tenggara, dan jangan aneh setiap 20 menit sekali pabrikan tvs membuat motor.

Bengkel Mitra 
Bengkel Pulsar lebih banyak dibanding Apache baik BERES maupun non BERES (namun saat ini banyak bengkel Pulsar yang sudah tutup secara operasional hanya beberapa saja yang buka) bahkan ada juga yang sudah berubah menjadi Bengkel TVS. 

Demikian sedikit ulasan terkait Pulsar 220 maupun Tvs Apache RTR 180, adapun pembuatan komparasi ini murni didasari dari penggunaan kedua motor tersebut, tidak lain dan tidak bukan sebagai wacana untuk menambah pengetahuan kita khususnya di teknologi Roda Dua. 


Semoga bermanfaat 
Salam Roda Dua............

1 komentar:

bambang mengatakan...

sangat membantu teutama bagi yang ingin membeli motor sport.