01 Januari 2018

REVIEW AYAT-AYAT CINTA 2

Kembalinya sebuah sekuel film bernuansakan islami yg pernah sempat menyita perhatian publik Indonesia "Ayat-ayat Cinta" yang diambil dari karya novelis terkenal Habiburrahman El Shirazy, kali ini rampunjadi.com coba mereview hasil nonton film tsb. berdasarkan hasil opini pribadi.


Film ini dimulai dengan kisah Aisha isteri Fahri yg menjadi sukarelawan di palestina yg sedang terjebak dalam situasi yg kurang menguntungkan saat dia berada di pemukiman warga palestina yang sedang dibombardir oleh tentara Israel, sehingga membuatnya menjadi tahanan oleh pihak Israel. Singkat cerita Aisha & Fahri tidak dapat bertemu bertahun-tahun dan membuat Fahri harus berjuang untuk mencari keberadaan Aisha yg tidak diketahui kabar beritanya.



Film ini memiliki berbagai konflik yang coba diangkat baik eksternal maupun internal. Perbedaannya adalah pada Ayat-ayat Cinta 1 konflik internal lebih tajam digarap dibanding konflik eksternalnya. Namun di versi Ayat-ayat Cinta 2 justru konflik eksternal lebih tajam digarap dibanding konflik internal. Hal ini dapat terlihat dari alur cerita konflik antara muslim & Yahudi, sehingga nuansa Hummanity sangat kental dapat dijumpai disetiap scene film ini.  


Pada film ke 2 ini lebih banyak adanya humor-humor yg menyegarkan dibanding versi pertamanya, sehingga membuat penonton terhibur dengan ulah para tokohnya. 

Persinggungan asmara diantara para pemerannya tetap masih ada, sepertinya film ini tetap mengemas bahasa jalinan asmara guna sebagai wahana berkomunikasi. Namun kalau dibandingkan dengan versi pertama saya tetap menyukai versi pertamanya dibanding yang kedua mengingat ada beberapa koridor islami yg coba ditabrak pada versi kedua ini.

Pengambilan seting lokasi di eropa sepertinya menyesuaikan dengan isi novelnya, namun entah kenapa sepertinya ada yg agak ambigu saat Fahri mengajar di Universitas Edinburgh sebagai dosen pengganti Prof. Charlotte dengan membawakan mata kuliah sastra. Bukankah saat versi pertama Fahri kuliah di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, walaupun tidak diketahui juga dia mengambil jurusan apa pada universitas tersebut namun dari beberapa scene bisa dipastikan dia mengambil jurusan yang berfokus tentang Islamic dan Arabic.

Kalau kita perhatikan dari film ini ada beberapa kekurangan maupun kelebihannya dibanding versi pertamanya, mungkin karena versi pertama banyak orang yang dibuat kagum dengan alur ceritanya sehingga hal ini berdampak pula pada versi keduanya sehingga dapat menyedot jumlah penonton yang cukup banyak, hal yang menarik adalah penulis novel ini coba mengemas suatu bentuk Humanity atas dasar cinta agar selalu saling membantu antara satu dengan yang lainnya tanpa peduli dari mana asalnya baik Ras, Suku maupun Agamanya. 

Berikut skor perbandingan detil antara Ayat-ayat Cinta 1 & Ayat-ayat Cinta 2 

Ayat-ayat Cinta 1
Alur Cerita               : 8,5
Sound Effect/Music : 8,5
Humor                     : 6,5
Lokasi Suting          : 7,5
Humanity                : 7,5
Pengambilan gambar/Video : 8,5

Ayat-ayat Cinta 2
Alur Cerita               : 7,5
Sound Effect/Music : 7
Humor                     : 8
Lokasi Suting          : 8,5
Humanity                : 8,5
Pengambilan gambar/Video : 7,5